Alga / Ganggang
Alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom
plantae. Alga masuk dalam kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh
tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi membentuk
jaringan khusus.
Ciri Tubuh
Alga memiliki ukuran beraneka
ragam, ada yang mikroskopis (tidak dapat dilihat dengan mata telanjang) dan ada
yang makroskopis (dapat dilihat dengan mata telanjang). Alga mikroskopis ada
yang berukuran 25 µm
(contohnya Navicula), alga makroskopis ada yang berukuran 50 m (contohnya
Macrocystis).
Alga terdiri dari alga uniseluler
(bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak). Alga uniseluler ada yang
soliter (hidup sendiri) (contohnya Chlorella), dan berkoloni
(bergerombol), (contohnya Gonium: berbentuk cakram, Volvox: berbentuk
bola dan Hydrodictyon: berbentuk jala). Beberapa alga uniseluler
memiliki flagelum (bulu cambuk) yang berfungsi untuk pergerakan. Umumnya
flagelum berjumlah dua sampai empat yang terdapat pada salah satu ujung selnya.
Alga multiseluler ada yang berbentuk benang atau filamen (contohnya Oedogonium
dan Spirogyra), dan lembaran (contohnya Laminaria, Ulva, dan Macrocystis).
Alga berbentuk lembaran memiliki bentuk yang sederhana sehingga tidak dapat
dibedakan antara akar, batang, dan daun. Struktur yang tidak dapat dibedakan
antara akar, batang, dan daun disebut talus.
Struktur Tubuh
Sel Alga memiliki kloroplas.
Bentuk kloroplas ganggang bervariasi, ada yang bulat, seperti mangkuk, sabuk,
cakram / diskoid, jala dan spiral. Pigmen dalam kloroplas berfungsi untuk
menyerap energi cahaya matahari yang berguna untuk proses fotosintesis. Pigmen
utama fotosintesis adalah klorofil (pigmen hijau). Pigmen klorofil dapat berupa
klorofil a, klorofil b, klorofil c, atau klorofil d. Sedangkan pigmen tambahan
pada alga adalah karoten dan fikobilin. Pigmen karoten dapat berupa santofil
(keemasan) atau fukosantin (cokelat). Pigmen fikobilin dapat berupa fikosianin
(biru) atau fikoeritrin (merah).
Alga memiliki suatu pirenoid
dalam kloroplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Cadangan
makanan dapat berupa amilum dan minyak (pada Chlorophyta), leukosin dan
minyak (pada Chysophyta), laminarin (pada Phaeophyta), atau
tepung florid (pada Rhodophyta).
Cara Hidup
Alga mampu melakukan
fotosintesis. Pada alaga berbentuk talus, penyerapan air dan mineral serta
proses fotosintesis dilakukan oleh sel-sel seluruh tubuhnya. Kemampuan alga
untuk melakukan fotosintesis menjadikan alga tergolong organisme fotoautotrof.
Habitat
Umumnya alga hidup bebas pada
habitat yang berair maupun mengandung air (lembab) seperti genangan air, kolam,
danau, sungai, rawa, laut, tanah, batu atau pohon. Di habitatnya alga berperan
sebagai produsen yang menyediakan makanan dan oksigen bagi organisme
heterotrof.
Reproduksi
Alga melakukan reproduksi secara
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Pada beberapa jenis alga terutama
yang berbentuk talus, dalam siklus hidupnya terjadi metagenesis (pergiliran
keturunan). Metagenesis terjadi antara generasi penghasil spora (sporofit/vegetatif)
dan generasi penghasil gamet (gametofit/generatif). Contoh: Ulva dan Chlamidomonas.
1. Reproduksi aseksual
a. Pembelahan biner
Pembelahan
biner hanya terjadi pada alga uniseluler. Pada pembelahan biner, sel induk alga
membelah menjadi dua bagian yang sama kemudian tumbuh menjadi ganggang baru.
Contoh: Chlorella dan Euglena.
b. Fragmentasi
Fragmentasi
terjadi pada laga multiseluler berbentuk filamen dan talus. Pada fragmentasi,
filamen atau talus yang putus dapat tumbuh menjadi alga baru. Contoh: Spirogyra,
Laminaria dan Sargassum.
c. Pembentukan spora
Pembentukan
spora terjadi pada laga uniseluler maupun multiseluler. Spora dihasilkan dengan
cara pembelahan dinding sel induk. Spora akan keluar setelah dinding sel induk
pecah dan kemudian tumbuh menjadi alga baru yang haploid. Contoh: Chlamydomonas
dan Ulothrix.
2. Reproduksi seksual
Reproduksi
seksual pada laga terjadi dengan penyatuan dua gamet yang berbeda jenis. Gamet
mengandung kromosom yang tak berpasangan (haploid = n). Penyatuan gamet terjadi
dengan perantara air. Penyatuan dua gamet berbeda jenis akan menghasilkan
zigot. Zigot memiliki kromosom berpasangan (diploid = 2n).
Pada alga
berbentuk talus, zigot tumbuh menjadi alga baru yang diploid. Alga diploid itu
disebut sporofit. Pada alga uniseluler dan alga berbentuk filamen, zigot
membentuk zigospora yang berdinding tebal. Zigospora kemudian membelah
menghasilkan empat sel anakan haploid berflagelum yang disebut zoospora. Jika
dinding zigospora hancur, zoospora lepas dan selanjutnya tumbuh menjadi sel
alga baru yang haploid. Sel alga baru hasil reproduksi seksual disebut sel
vegetatif.
Pada alga
uniseluler dan alaga berbenruk filamen, tahap diploid hanya ada pada zigot.
Pada alga uniseluler, sel alganya dapat berperan sebagai gamet. Pada alga
berbentuk benang, setiap sel pada benangyang berbeda jenis dapat berperan
sebagai gamet. Pada alga berbentuk talus, gamet dihasilkan oleh alat
perkembangbiakan (gametangium). Alat perkembangbiakan terdapat pada jenis alga
penghasil gamet (gametofit/alga generatif). Alat perkembangbiakan yang
menghasilkan gamet betina (sel telur/ovum) disebut oogonium. Sedangkan alat
perkembangbiakan yang menghasilkan gamet jantan (spermatozoid) disebut
anteridium. Contoh: Chlamydomonas.
Klasifikasi
Berdasarkan pada pigmen dominan,
komponen penyusn dinding sel, jumlah dan posisi flagelum, serta bentuk cadangan
makanan, alga dibedakan menjadi enam, yaitu:
1.
Euglenophyta
/ Euglenoid
Euglenoid
(Yunani, eu : Sejati; glena :
mata). Mempunyai ciri-ciri mirip hewan dan tumbuhan. Dianggap mirip
hewan karena selnya tidak berdinding, bergerak bebas dengan flagela (cambuk)
yang muncul dari mulutnya, dan memiliki bintik mata berbentuk piringan yang
berisi fotoreseptor yang ditutupi oleh lapisan pigmen merah (fikobilin) yang
terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan
terang. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b dan karoten untuk
berfotosintesis.
Euglenoid
merupakan organisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel. Namun, sel
Euglenoid dibungkus oleh suatu protein yang disebut pelikel. Pelikel bersifat
lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel. Walau demikian, umumnya
Euglenoid berbentuk seperti botol.
Umumnya
Euglenoid dapat membuat makanan sendiri dengan melakukan fotosintesis. Namun
ada juga Euglenoid yang bersifat heterotrof. Euglenoid yang berfotosintesis
memiliki kloroplas yang mengandung klorofil a dan b, serta karoten. Hasil
fotosintesis disimpan dalam bentuk cadangan makanan paramilon (sejenis zat
pati).
Reproduksi Euglenoid
dilakukan dengan cara pembelahan biner. Dari pembelahan ini akan dihasilkan dua
sel anak. Setiap sel anak mempunyai inti sel, membran sel, dan sitoplasma.
Euglenoid Hidup
di air tawar, di dalam tanah dan tempat lembab.
2.
Chlorophyta
(Alga Hijau)
Chlorophyta
(Yunani, chloros : hijau). Tubuhnya mengandung klorofil dan berwarna
hijau. Sel mengandung kloroplas yang berisi klorofil a, b, karoten dan
xantofil.
Chlorophyta
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuh yang uniseluler seperti benang,
lembaran, berkoloni dan seperti tumbuhan tinggi. Chlorophyta unseluler ada yang
memiliki flagelum sehingga dapat bergerak. Chlorophyta memiliki dinding sel
yang tersusun dari selulosa dengan cadangan makanan berupa amilum.
Reproduksi
Chlorophyta dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara isogami, anisogami, atau oogami.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner (alga bersel satu),
fragmentasi (alga berbentuk benang dan berkoloni), serta pembentukan zoospora
(spora kembar)
Cara hidup
dengan autotrof dan bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak. Hidup
melayang-layang di air tawar (90%) atau air laut (10%).
Contoh:
a. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak: Chlorella, Chlorococcum.
b. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak: Chlamydomonas.
c. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak: Hydrodiction.
d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak: Volvox globator.
e. Chlorophyta berbentuk benang: Spirogyra, Oedogonium.
3.
Chrysophyta
(Alga Keemasan/pirang)
Chrysophyta (Yunani, chrysos :
emas).
Terdiri atas alga yang
uniseluler atau multiseluler. Dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Xanthophyceae (alga hijau-kuning)
Pigmen yang
dimiliki yaitu klorofil (hijau) dan xantofil (kuning). Reproduksi aseksual
membentuk zoospora, reproduksi seksual dengan fertilisasi. Contoh: Vaucheria
sp
b. Chrysopyceae (alga coklat-keemasan)
Pigmen yang dimiliki
yaitu klorofil (hijau) dan karoten (keemasan), hasil fotosintesis disimpan
dalam bentuk karbohidrat dan minyak. Tubuhnya ada yang uniseluler, contohnya: Ochromonas.
Sedang ada pula yang multiseluler, contohnya: Synura.
c. Bacillariophyceae (diatom)
Banyak
dijumpai di atas permukaan tanah basah, tubuhnya ada yang uniseluler dan
berkoloni. Dinding tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup
(epiteka). Contoh: Navicula, Pinnularia, Cyclofella.
4.
Phaeophyta
(Alga Coklat)
Phaeophyta
(Yunani, phaios : cokelat). Ganggang cokelat berwarna cokelat karena
selain mengandung klorofil juga memiliki fukosantin (zat warna cokelat). Pigmen
yang terdapat pada Phaeophyta yaitu fikosantin, klorofil a, klorofil c,
violaxantin, b-karotin, diadinoxantin.
Mempunyai
tubuh yang multiseluler. Berbentuk seperti lembaran atau tumbuhan tinggi
(memiliki alat seperti akar, batang, dan daun), tubuhnya melekat di bebatuan,
sedangkan talusnya terapung di permukaan.
Cadangan
makanan berupa laminarin yang disimpan dalam pirenoid, ruang antar sel pada
dinding selnya mengandung asam alginat (algin) dan pektin.
Reproduksi aseksual
dengan cara zoospora berflagel dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami,
anisogami, dan oogami. Phaeophyta mengalami pergiliran keturunan antara
generasi gametofit dan generasi sporofit.
Sebagian besar
hidup di air laut, daerah sekitar pantai, atau daerah pasang surut. Sering
digunakan sebagai bahan pakan ternak, obat-obatan, dan bahan cat.
Contoh: Sargassum
muticum (gulma laut), Fucus serratus, Macrocystis pyrifera
(alga raksasa), Turbinaria decurrens, Laminaria, Turbinaria, Fucus
vesiculosus, Macrocystis, Nereocystis, Hormosira.
5.
Pyrrophyta /
Dinoflagellata (Alga Api)
Pigmen yang
terdapat pada Pyrrophyta yaitu klorofil a dan c, santofil, dinosantin, dan
fikobilin.
Tubuhnya
tersusun atas satu sel (uniseluler). Mempunyai dinding sel nyata yang terdiri
atas lempengan-lempengan yang mengandung selulose, tetapi ada beberapa yang
tidak berdinding sel, misalnya Gymnodinium.
Pyrrophyta dapat
bergerak aktif, umumnya memiliki dua flagelum yang terletak di samping
(lateral) atau di ujung (apikal) selnya.
Pyrrophyta beproduksi
secara aseksual dengan pembelahan biner. Habitat di laut bersifat fosforesensi
(memancarkan cahaya).
Contohnya: Peridium,
Gymnodinium breve, Gambierdiscus toxicus, Gonyaulax, Noctiluca scintillans.
Noctiluca
6.
Rhodophyta
(Alga Kemerahan)
Rhodophyta
(Yunani, rhodos : merah). Memiliki pigmen dominan fikobilin jenis fikoeritrin
(merah). klorofil a, d, karoten, fikosisnin (biru), sehingga Rhodophyta ada
yang berwarna ungu merah kehitaman.
Sebagian
besar Rhodophyta multiseluler, berbentuk benag dan lembaran. Alga jenis ini
berukuran kurang dari satu meter dengan struktur lebih halus daripada
Phaeophyta. Dinding sel Rhodophyta mengandung selulosa dan pektin. Cadangan
makanannya berupa tepung florid.
Rhodophyta
bereproduksi secara aseksual membentuk tetraspora. Sedangkan reproduksi secara
seksual dengan oogami. Daur hidup alga merah mengalami pergiliran keturunan
antara gametofit dan sporofit.
Habitat
sebagian besar di laut dalam (rumput laut) dan sebagian kecil di air tawar.
Pada laut tropis ada yang hidup pada kedalaman 200 m. Banyak dimanfaatkan
manusia untuk bahan makanan agar-agar.
Contoh: Batrachospermum
moniliforme, Scinaia furcellata, Eucheuma spinosum, Gelidium robustum, Chondrus
crispus, Gigartina mammilosa, Gracillaria verrucosa, Corallina mediterranea,
Palmaria palmata, Polysiphonia sp.
Peranan Alga
Manfaat Alga Bagi Kehidupan
Manusia:
1.
Chlorella, sebagai
sumber makanan suplemen bergizi tinggi.
2.
Ulva, Caulerva dan Enteromorpha,
sebagai sumber makanan berupa sayur.
3.
Ganggang merah misalnya Eucheuma
dan Gelidium, sebagai penghasil gelatin yang digunakan antara lain
untuk pembuatan agar-agar dan untuk campuran pembuatan kue kering.
4.
Ganggang keemasan misalnya
diatom, sisa-sisanya yang membentuk tanah diatom digunakan sebagai bahan
peledak, campuran semen, bahan penggosok, bahan isolasi, dan pembuatan
saringan.
5.
Laminaria lavaniea, sebagai
pupuk pertanian dan makanan ternak di daerah pesisir karena mengandung kalium.
6.
Laminaria digitalis, sebagai
penghasil yodium untuk obat penyakit gondok.
7.
Macrocystis dan Laminaria,
sebagai penghasil asam alginat yang digunakan untuk bahan pengental pada
industri makanan, misalnya dalam pembuatan es krim, atau bahan pelekat pada
industri plastik, kosmetik, dan tekstil.
8.
Bahan dasar makanan : Gelidium
(agar-agar), Chondrus (minuman coklat), Alginat (bahan campuran
es krim), Porphyra (makanan).
[Sumber: Biologi SMA dan MA untuk Kelas X Esis; materi-pelajaran.blogspot.com]
[Sumber: Biologi SMA dan MA untuk Kelas X Esis; materi-pelajaran.blogspot.com]
terima kasih, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas..
BalasHapusbermanfaat..terimakasih
BalasHapus