Jamur / Fungi
Pengertian Jamur
Jamur
atau fungi merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membran inti
(eukariot). Jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin. Jamur tidak dapat
membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil, jamur memperoleh
makanan dari lingkungan disekitarnya (heterotrof). Jamur ada yang bersel satu
(uniseluler), tetapi umumnya bersel banyak (multiseluler).
Struktur
tubuh jamur bersel banyak terdiri atas miselium dan spora. Jamur
bersel banyak tubuhnya terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.
Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Pada
jamur tempe dan jamur oncom, hifa-hifa ini terlihat seperti kapas. Hifa jamur
ada yang bersekat dan tiap sekat mengandung satu sel, tetapi ada juga yang
tidak bersekat dengan banyak inti sel.
Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi,
(Yunani, Mykes = jamur)
Ciri-Ciri Jamur
1.
Ukuran dan Bentuk
Tubuh
Jamur ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Namun,
sebagian besar jamur multiseluler. Jamur uniseluler berukuran mikroskopis,
contohnya Saccharomyces cerevisiae. Jamur multiseluler ada yang
berukuran mikroskopis dan ada yang berukuran makroskopis, contohnya Volvariella
volvacea.
Bentuk tubuh jamur bervariasi, dari yang berbentuk oval pada
jamur uniseluler sampai yang berbentuk benang atau membentuk tubuh buah pada
jamur multiseluler. Jamur yang berupa benang membentuk lapisan seperti kapas,
bercak, atau embun tepung (mildew) pada permukaan substrat tempat hidupnya,
misalnya pada buah dan makanan. Tubuh buah jamur memiliki bentuk yang beragam
antara lain seperti mangkuk, payung, setengah lingkaran, kuping, atau bulat.
Tubuh buah ada yang muncul di atas tanah dan ada yang berada di dalam tanah. Tubuh
buah jamur tersebut berukuran makroskopik.
2.
Struktur dan Fungsi
Tubuh
Jamur adalah organisme eukariot dengan dinding sel yang
tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil untuk melakukan
fotosintesis. Beberapa jenis jamur memiliki zat warna, contohnya Amanita
muscaria memiliki tubuh buah berwarna merah.
Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa
benang-benang yang disebut hifa (jamak: hifae). Hifa pada jenis
jamur tertentu memiliki sekat antar sel yang disebut septum (jamak: septa).
Septa memiliki celah sehingga sitoplasma antara sel yang satu dengan sel
lainnya dapat saling berhubungan. Jenis jamur yang lain, hifanya tidak memiliki
septa sehingga tubuh jamur tersebut merupakan hifa panjang dengan banyak inti.
Hifa tanpa septa disebut hifa senositik. Struktur hifa senositik
dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Adanya septa merupakan salah satu dasar klasifikasi
jamur.
Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalin membentuk miselium
(jamak: miselia). Sebagian miselium ada yang berfungsi untuk menyerap
makanan. Miselium untuk menyerap makanan disebut miselium vegetatif.
Miselium vegetatif pada jamur tertentu memiliki struktur hifa yang disebut houstorium
(jamak: houstoria). Houstorium dapat menembus sel inangnya. Houstorium
merupakan organ penyerap makanan dari substrat / inang. Bagian miselium juga
ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi yang menghasilkan spora. Miselium
ini disebut miselium generatif. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.
Struktur jamur
Cara Hidup
1.
Cara Makan
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya. Sebelum diserap, zat organik kompleks akan diuraikan menjadi zat
organik sederhana oleh enzim yang dikeluarkan jamur. Penguraian atau pencernaan
zat organik di luar sel atau tubuh jamur ini disebut sebagai pencernaan
ekstraseluler. Bahan organik yang diserap selain digunakan langsung untuk
kelangsungan hidupnya, juga ada yang disimpan dalam bentuk glikogen.
Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.
Berdasarkan cara memperoleh makannya, jamur mempunyai sifat
sebagai berikut:
- Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit memperoleh zat organik dari sisa-sisa
organisme mati dan bahan tak hidup. Misalnya serasah (ranting atau daun yang
telah gugur dan melapuk), pakaian dan kertas. Jamur dengan sifat ini di alam
berperan sebagai pengurai (dekomposer) utama. Penguraian oleh jamur menyebabkan
pelapukan dan pembusukan.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase
pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul
sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan
oleh inangnya.
- Parasit
Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari
organisme hidup lain. Jamur dengan sifat ini merugikan organisme inangnya
karena dapat menyebabkan penyakit. Jamur parasit terbagi menjadi:
1.Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
2. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
- Mutual
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur dengan sifat mutual hidup saling menguntungkan dengan
organisme inangnya. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu
jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichenes.
2.
Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif).
- Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual pada jamur yaitu melalui:
1. Spora seksual
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.
Di dalam sporangium terdapat spora. Spora jamur dibedakan menjadi dua,
yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora seksual membelah secara meiosis
dan Spora aseksual membelah secara mitosis. Contoh spora seksual adalah
zigospora, askospora, dan basidiospora,. Contoh spora aseksual adalah sporangiospora
dan konidiospora.
Spora seksual dihasilkan secara singami, yaitu
penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis. Singami terjadi dalam dua tahap,
tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua
adalah kariogami (peleburan inti). Plasmogami menghasilkan sel atau hifa
berinti dua (dikarion) yang haploid. Sel atau hifa dikarion yang haploid (n)
kemudian mengalami penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu (monokarion)
yang diploid (2n). Keturunan diploid dengan cepat kemudian membelah secara
meiosis membentuk spora seksual yang haploid (n).
- Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual pada jamur yaitu melalui:
1. Kuncup atau Tunas
Pembentukan kuncup atau tunas terjadi pada jamur uniseluler.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
2. Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium)
Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) terjadi pada
jamur multiseluler. Hifa jamur dapat terputus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah.
3. Spora aseksual (spora vegetatif)
Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya
uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidiospora
(spora konidia / konidia). Sporangiospora dihasilkan dari pembelahan mitosis
sel dalam kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor
(struktur yang mendukung sporangium). Sedangkan konidiospora dihasilkan dari
pembelahan mitosis sel pada ujung konidiofor (pendukung konidia).
Sporangiospora dan konidiospora bersifat haploid (n).
Habitat
Jamur
hidup pada lingkungan yang beragam. Habitat jamur berada di darat (terestrial)
dan di tempat-tempat yang lembap. Meskipun demikian, banyak pula jenis jamur
yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar.
Jamur dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam. Jamur juga
dapat hidup pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada
selai. Jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak
dapat hidup di habitat yang ekstrim, misalnya gurun, gunung salju, dan kutub.
Jenis jamur lainnya hidup pada tubuh organisme lain secara parasit maupun
simbiosis.
Klasifikasi
Berdasarkan
cara reproduksi seksualnya, jamur diklasifikasikan menjadi:
1.
Zygomycota (Jamur
Zigot)
Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat yang
berdinding tebal yang disebut zygospora. Zygospora merupakan hasil peleburan
menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Struktur Tubuh : Miseliumnya bercabang banyak dan hifanya tidak
bersekat-sekat (bersifat senositik). Septa ditemukan hanya pada saat sel
reproduksi terbentuk. Miselium pada Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
- Stolon : hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti).
- Rhizoid : hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
- Sporangiopor : hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya.
Tubuhnya multiseluler.
Dinding sel mengandung kitin.
Zygomycota tidak memiliki tubuh buah.
Habitat umumnya di darat, di tanah yang lembab atau sebagai saprofit.
Zygomycota ada yang hidup sebagai saprofit, parasit pada manusia dan
tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit, bersimbiosis saling menguntungkan
dengan organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau biru atau ganggang hijau
membentuk lumut kerak (Lichen), dan dengan akar tumbuhan tinggi sebagai
mikoriza. dan ada yang hidup di kotoran ternak disebut koprofil.
Reproduksi:
- Vegetatif: dengan fragmentasi miselium atau spora tak berflagel (aplanospora) yang dihasilkan oleh sporangium.
- Generatif: dengan konjugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
- Chlamidomucor oryzae,
- Mucor javanicus, untuk pembuatan tape.
- Mucor mucedo, biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
- Pilobolus crystallinus, hidup pada kotoran hewan.
- Plasmopora viticola, Parasit pada anggur.
- Rhizopus nigricans, terdapat pada tempe.
- Rhizopus nodusus, Menghasilkan asam laktat.
- Rhizopus oligosporus, jamur tempe.
- Rhizopus oryzae, untuk pembuatan tempe.
- Rhizopus stolonifer, terdapat pada roti basi.
- Sclerospora maydis, parasit pada butir jagung.
2.
Ascomycota (Jamur
Askus)
Ascomycota disebut juga jamur
kantong.
Ciri khas Ascomycota adalah
memiliki alat pembentuk spora yang disebut askus (jamak: aski).
Askus merupakan struktur seperti kantung. Askus tersebut berkumpul dalam tubuh
buah yang disebut askokarp. Setiap askus akan menghasilkan askospora.
Tubuh ada yang uniseluler (Saccharomyces
cerevisiae), namun kebanyakan multiseluler.
Ascomycota multiseluler, hifanya
bersekat dan berinti banyak.
Ascomycota ada yang tidak
membentuk tubuh buah (Neurospora crassa), dan ada yang membentuk tubuh
buah (Xylaria comossa, Nectria cinnabarina, Tuber melanosporum, dan
Morchella esculenta).
Bentuk tubuh ascomycota beragam,
antara lain seperti mangkuk, bulat dan bulat panjang.
Hidupnya ada yang saprofit pada
tanah atau sisa-sisa organisme, parasit pada tumbuhan dan hewan, dan bersimbiosis
dengan akar tumbuhan tinggi membentuk mikoriza.
Reproduksi:
- Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora berdinding tebal (konidiospora atau konidia; tunggal: konidium) yang terbentuk pada ujung konidiofor.
- Generatif : Membentuk askospora yang dibentuk di dalam askus yang menyerupai kantong. Di dalam kantong terdapat 8 spora. Askus-askus itu berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.
Contoh spesies:
- Apergillus niger, untuk menjernihkan sari buah dan penyebab otomycosis.
- Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin Þ hidup pada biji-bijian. Aflatoksin salah satu penyebab kanker hati.
- Aspergillus fumigatus, parasit paru-paru burung.
- Aspergillus nidulans, penyebab automikosis/penyakit telinga.
- Aspergillus oryzae, untuk membuat tape, sake dan kecap.
- Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
- Claviceps purpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Tanaman gandum yang berpenyakit ergot jika dimakan oleh hewan ternak atau manusia akan menyebabkan penyakit yang disebut ergotisma. Gejala ergotisma adalah kejang otot dan kelumpuhan.
- Laboulbenia, parasit pada serangga.
- Morchella esculenta, tubuh buahnya dapat dimakan.
- Nectria cinnabarina, parasit pada kayu manis.
- Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom.
- Neurospora sitophila (Monilia sitophila), untuk pembuatan oncom.
- Penicillium camemberti, berguna untuk mengharumkan keju.
- Penicillium chrysogenum, penghasil antibiotik pinisilin.
- Penicillium glaucum, hidup pada sisa roti dan nasi.
- Penicillium notatum, penghasil antibiotik pinisilin.
- Penicillium roqueforti, berguna untuk mengharumkan keju.
- Reosellina arcuata, hidup pada potongan akar.
- Saccharomyces cerevisiae, mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dalam proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai pengembang roti dan kue juga untuk membuat tape.
- Saccharomyces ellipsoideus, untuk fermentasi cairan buah anggur menjadi minuman anggur (wine).
- Saccharomyces ovale, untuk membuat tape.
- Saccharomyces sake, untuk membuat sake jepang.
- Saccharomyces tuac, untuk mengubah air nira menjadi tuak.
- Sarcoscypha coccinea, tubuh buahnya dapat dimakan.
- Trichoderma, penghasil enzim selulosa dalam jumlah yang cukup besar dan berfungsi untuk mencerna selulosa.
- Tuber melanosporum
- Venturia inaequalis, penyebab penyakit yang merusak buah apel.
- Xylaria comossa
3.
Basidiomycota (Jamur
Basidium)
Tubuh buah disebut basidiokarp.
Basidiokarp tersusun atas basidium-basidium yang di dalamnya berisi spora (basidiospora).
Basidium ada yang terdiri atas satu sel dan ada yang bersekat-sekat terbagi
menjadi 4 bagian sel.
Basidiokarp berbentuk pipih,
berombak, seperti payung (supa), bulat bertangkai, setengah lingkaran, lunak,
keras seperti kayu.
Umumnya makroskopis atau mudah
dilihat dengan mata telanjang.
Tubuh multiseluler terdiri atas
hifa yang bersekat dengan sambungan apit (clamp connection).
Miseliumnya bersekat dan dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya
berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium
sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan
hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora).
Hidup sebagai saprofit pada
sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, atau
batang pohon yang mati. Atau parasit pada tumbuhan dan manusia. Atau
bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
Reproduksi:
- Vegetatif: dengan membentuk tunas, dengan spora konidia, dan fragmentasi miselium.
- Generatif: dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora.
Contoh spesies:
- Agaricus malleus, parasit pada jeruk.
- Amanita muscaria, menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh lalat, dan jika dimakan dapat menyebabkan halusinasi.
- Amanita phalloides, menghasilkan racun falin yang merusak darah.
- Amanita ocreata, beracun dan mematikan jika dimakan.
- Auricularia polytricha (jamur kuping), dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
- Clavaria zippelli (supa mayang), hidup saprofit pada tanah di hutan.
- Corticium salmonella (jamur upas), parasit pada pohon buah-buahan dan karet.
- Corticium salmonicolor, parasit pada ranting tumbuhan.
- Exobasidium vexans, parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh atau blister blight.
- Ganoderma applanatum (jamur kayu), sebagai obat atau makanan suplemen.
- Lentinulla edodes (jamur shitake), dapat dimakan.
- Pleurotes (jamur tiram), enak dimakan.
- Puccinia arachidis, Parasit pada tanaman kacang tanah.
- Puccinia graminis (jamur karat), parasit pada daun tanaman pertanian dari famili Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
- Schleroderma aurantium (jamur so), bagian glebanya dapat dimakan.
- Ustilago compestris (jamur kaleng).
- Ustilago maydis (jamur api), parasit pada jagung.
- Ustilago vireus, parasit pada padi
- Volvariella volvacea (jamur merang) disebut juga champignon atau juga jamur merang karena hidup saprofit pada merang atau tangkai padi (jerami), jamur ini dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.
4.
Deuteromycetes
Disebut juga Fungi Imperfecti
(jamur tidak sempurna) karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara
pembiakan secara generatif (seksual).
Reproduksi jamur ini secara
aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut
konidiofor.
Jamur ini bersifat saprofit di
banyak jenis materi organik, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan
perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
Contoh :
- Alternaria, penyebab busuk pada tanaman budidaya, tomat dan kentang.
- Curvularia, parasit pada rerumputan.
- Epidermophyton floocosum (jamur kulit), penyakit kaki atlit pada manusia.
- Epidermophyton, penyebab penyakit kurap.
- Fusarium, menyerang tanaman kubis, tomat, padi, pisang, dll.
- Helminthosporium oryzae, merusak kecambah dan menyerang buah-buahan sehingga menimbulkan noda-noda pada daun inang dan buah yang terserang berwarna hitam.
- Microsporum sp., penyebab penyakit kurap.
- Sclerotium rolfsii, parasit pada bawang merah.
- Tinea versicolor, jamur panu.
- Trichophyton sp., penyebab penyakit kurap.
- Verticillium, penyebab layu pada bibit-bibit tanaman.
Peranan Jamur
Peranan
jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun
yang menguntungkan.
1.
Jamur yang
menguntungkan
·
Rhizopus oryzae, Rhizopus
nigricans, dan Rhizopus oligosporus, untuk pembuatan tempe.
·
Mucor javanicus,
untuk pembuatan tape.
·
Neurospora crassa dan
Neurospora sitophila (Monilia sitophila), untuk pembuatan oncom.
·
Aspergillus oryzae, untuk
membuat tape, sake dan kecap.
·
Aspergillus wentii,
untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
·
Saccharomyces cerevisiae
dan Saccharomyces ovale, mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dalam
proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai pengembang roti dan kue
juga untuk membuat tape.
·
Auricularia polytricha
(jamur kuping), Lentinulla edodes (jamur shitake), Morchella
esculenta, Pleurotes (jamur tiram), Schleroderma aurantium
(jamur so), Sarcoscypha coccinea,
dan Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan.
·
Penicillium camemberti
dan Penicillium roqueforti, berguna untuk mengharumkan keju.
·
Ganoderma applanatum (jamur
kayu), sebagai obat atau makanan suplemen.
·
Penicellium chrysogenum dan
Penicellium notatum, untuk pembuatan antibiotik
·
Usnea barbata dan Usnea
dasypoga, untuk obat tuberculosis, penghasil antibiotik asam usnin.
·
Saccharomyces
ellipsoideus, Saccharomyces sake dan Saccharomyces tuac dapat
menghasilkan alkohol.
·
Higroporus dan Lycoperdon
perlatum, berguna sebagai dekomposer.
2.
Jamur yang merugikan
·
Agaricus malleus, Albugo,
Alternaria, Exobasidium vexans, Fusarium, Phythophthora infestan, Phytium,
Phytophthora faberi, Phytophthora nicotianae, Puccinia graminis (jamur
karat), Venturia inaequalis, dan Verticillium, merupakan parasit pada tanaman pertanian.
·
Claviceps purpurea,
penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Tanaman gandum yang berpenyakit
ergot jika dimakan oleh hewan ternak atau manusia akan menyebabkan penyakit
yang disebut ergotisma. Gejala ergotisma adalah kejang otot dan kelumpuhan.
·
Helminthosporium oryzae,
merusak kecambah dan menyerang buah-buahan sehingga menimbulkan noda-noda pada
daun inang dan buah yang terserang berwarna hitam.
·
Aspergillus fumigatus,
menyebabkan penyakit paru-paru burung (aspergilosis).
·
Candida sp.,
penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
·
Epidermophyton floocosum
(jamur kulit), penyakit kaki atlit pada manusia.
·
Pneumonia carinii
menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
·
Aspergillus nidulans,
Aspergillus niger. Keduanya menyebabkan penyakit pada telinga
(otomikosis).
·
Deuteromycetes, Microsporum
sp., Tinea versicolor, Trichophyton sp., menyebabkan penyakit kulit
(dermatomikosis).
·
Amanita muscaria, Amanita
ocreata, Amanita phaloides, Aspergillus flavus, menghasilkan
racun.
[Sumber: Biologi SMA dan MA untuk Kelas X Esis;
bebas.ui.ac.id; id.wikipedia.org; materi-pelajaran.blogspot.com;
tedbio.multiply.com; tugassekolahonline.blogspot.com; vlial.wordpress.com;
www.scribd.com]
Komentar
Posting Komentar