Sistem Urinaria pada Manusia

Sistem urinaria / sistem perkemihan adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.

Fungsi Sistem Urinaria
  1. Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
  2. Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
  3. Pengeluaran zat sisa organik
  4. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
  5. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
  6. Pengaturan produksi sel darah merah
  7. Pengaturan tekanan darah
  8. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
  9. Pengeluaran zat beracun

Anatomi Sistem Urinaria
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan uretra.
  • Ginjal (Renal)
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar   12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan beratnya ± 140 gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram)
Kedudukan ginjal terletak di bagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium, di sekitar vertebra T12 hingga L3, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Di bawah liver dan limphe, di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu :
  1. Kulit ginjal (korteks) : Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tiap-tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler (pembuluh) dan tubuler (epitel). Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yaitu arterial, glomerulus (kumpulan kapiler), arteri eferen, dan kapiler tubuler. Komponen tubuler terdiri atas kapsul Bowman (simpai Bowman) dan tubulus-tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul (tubulus kolektifus), dan lengkung Henle. Gabungan antara glomerulus dan kapsul bowman disebut badan malphigi.
  2. Sumsum ginjal (medula) : Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
  3. Rongga ginjal (pelvis renalis) : Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Fungsi ginjal :
  1. Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
  2. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat-obatan, bakteri dan zat warna).
  3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
  4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
  • Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
  1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
  2. Lapisan tengah otot polos
  3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
  • Kandung kemih (Vesica urinaria)
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Fungsi vesica urinaria: sebagai tempat penyimpanan urine dan mendorong urine keluar dari tubuh.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
  1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
  2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
  3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
  • Saluran kandung kemih (Urethra)
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
  1. Uretra Prostaria
  2. Uretra membranosa
  3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Proses Pembentukan Urin
  1. Filtrasi : Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.
  2. Reabsorpsi : Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
  3. Augmentasi (Pengumpulan) : Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

Kelainan pada Sistem Urinaria
  1. Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh adanya senyawa protein pada urin. Ini bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus.
  2. Anuria, merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi ginjal.
  3. Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal kalsium fosfat yang kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut sebagai batu ginjal. Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa menyebabkan terjadinya stagnasi urin.
  4. Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal yang akut dan dapat menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi jantung berhenti secara tiba-tiba.
  5. Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular, terutama penyakit jengkering (scarlet fever) . Biasanya ini terjadi pada anak-anak dan remaja. Nefritis yang kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua usianya dengan tanda-tanda, seperti; hipertensi, pengerasan pembuluh darah (sclerosis) pada ginjal atau bisa juga glomerulus dan tubula telah mengalami kerusakan cukup lama.
  6. Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan pada bagian ginjal yang menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal sebagai organ ekskresi menjadi terganggu.
  7. Sistitis, merupakan peradangan pada membrane mukosa yang melapisi kantung urin (vesica urinaria) disebabkan oleh infeksi mikroba tertentu ataupun peradangan ginjal yang meluas hingga kantung urin.
  8. Uremia, merupakan suatu kondisi di mana darah mengandung zat-zat sisa metabolisme seperti urea dan tidak mampu diekskresikan. Kondisi ini berlanjut dengan munculnya odeem / bengkak pada bagian tubuh terutama pada bagian anggota gerak bawah (kaki).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Limfatik pada Manusia

Alga / Ganggang

Sistem Integumen pada Manusia

Pembelahan Sel

Jamur / Fungi

Jaringan Tumbuhan

Sistem Digestivus pada Manusia

Lichenes / Lumut Kerak

Sistem Indera pada Manusia