Keanekaragaman Hayati

Pengertian Keanekaragaman Hayati
Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas” (Biodiversity). Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut. Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

Tingkat Keanekaragaman Hayati
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
1.      Keanekaragaman gen
Keanekaragaman genetik atau gen (genetic diversity) adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup, di tandai dengan perubahan fisik suatu makhluk hidup yang tidak terlalu dominan.
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. Misalnya :
·         Variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
·         Variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genotif
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami akibat perkawinan seksual, maupun secara buatan dengan proses budidaya manusia. Hewan dan tumbuhan tertentu dibudidayakan untuk diambil manfaatnya, misalnya persilangan tanaman anggrek untuk mendapatkan warna anggrek yang beraneka ragam.

2.      Keanekaragaman spesies / jenis
Keanekaragaman spesies (species diversity); adalah variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (antar spesies) genusnya atau marganya berbeda.
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
Misalnya variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili (famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.

3.      Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); adalah keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia lautdan dapat mempengaruhi sistem kehidupan di dalamnya, contoh: seleksi alam.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfer.
Misalnya ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdapat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.

Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai keanekaragaman hayati.

Persebaran Keanekaragaman Hayati
Persebaran organisme dimuka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut biogeografi (studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar keberbagai daerah) organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Penghalang geografi atau barrier seperti gunung yang tinggi, sungai dan lautan dapat membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies  (isolasi geografi). adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai tempat.
Berdasarkan adanya persamaan fauna  di daerah-daerah tertentu, maka dapat dibedakan menjadi 6 daerah biogeografi dunia sebagai berikut:
1.      Nearktik : Amerika utara
2.      Palearktik : Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, gurun sahara sebelah utara.
3.      Neotropikal : Amerika Selatan bagian tengah.
4.      Oriental: Asia, Himalaya bagian selatan.
5.      Ethiopia : Afrika
6.      Australian : Australia dan pulau - pulau sekitarnya.
Bioma dapat dairtikan sebagai macam komuniatas utama yang terdapat pada suatu daerah  yang dapat dikenal berdasarkan fisiognomi (kenampakan). Sifat dan karakteristik suatu bioma merupakan fungsi iklim (suhu, curah hujan, cahaya dan tanah).
Garis pembatas atau pemisah antara dua bioma walaupun tidak jelas, disebut ecotone. Ekoton ditempati oleh tumbuhan dan hewan yang khas. Biorna-bioma umumnya ditentukan oleh vegetasi atau tumbuhan yang dominan. Hal ini cenderung mencermikan iklim yang umum dari area tersebut.
Ada berbagai bioma di dunia, yaitu gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur, dan savana.
1.      gurun (padang pasir), bioma ini terdapat di Afrika, Amerika, Australia dan Cina.
2.      Padang Rumput, bioma ini terbentang dari daerah tropik hingga subtropik, misalnya di Amerika.
3.      Hutan hujan tropis, terdapat di daerah tropik dan subtropik contoh di Amerika Selatan (Brasil) , Asia (termasuk Indonesia) dan Afrika.
4.      Hutan Gugur (deciduos forest), merupakan bioma yang khas di daerah sedang.
5.      Savana terdapat dikedua sisi khatulistiwa, berkembang dengan lebih baik di Afrika dan Amerika Selatan. Savana terdapat jiga di India, Asia Selatan, Australia, dan Indonesia (Irian, NTT, dan NTB).

Keanekaragaman Hayati Indonesia
Secara astronomis indonesia berada pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT. artinya indonesia terletak didaerah iklim tropis (daerah tropis berada diantara 23 1/20 LU dan 23 1/20 LS). Ciri - ciri daerah tropis antara lain temperatur cukup tinggi  (260C - 280C), curah hujan cukup banyak (700 - 7000mm/ tahun) dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat.
Bila dilihat dari geografis, indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni sirkum pasifik dan rangkaian sirkum mediterania, sehingga indonesia memiliki banyak pegunungan berapi. hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur.
Di Indonesia terdapat 10% spesies tanaman, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi , dan 17% dari spesies burung yang ada didunia. Sejumlah spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak di temukan ditempat lain.
Contohnya adalah sebagai berikut:
·         Burung cendrawasih di papua,
·         Burung maleo di sulawesi,
·         Komodo di pulau komodo.
·         Anoa di sulawesi
·         Rafflesia arnoldii, terdapat dipulau sumatera dan penyebarannya di sepanjang bukit barisan dari aceh sampai lampung.
·         Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan flora khas indonesia yang terdapat di sumatra.

1.      Keanekaragaman flora indonesia
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana. Kawasan Malesiana terdiri dari Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Kawasan ini dibatasi oleh tiga simpul demarkasi yang masing-masing terletak di Selat Torres di bagian selatan, Jazirah Kra (Thailand) di bagian barat, dan di ujung utara pulau Luzon (Filipina).
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing (Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).

·         Penyebaran flora di Indonesia bagian barat
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.

·         Penyebaran flora di Indonesia bagian timur
Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Papua terdapat hutan non-Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Papua.

2.      Keanekaragaman fauna indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan tempat dua kawasan / daerah bertemu yaitu kawasan oriental (Benua Asia) di sebelah barat dan kawasan Australia (Benua Australia) di sebelah timur.
Alfred Rusell Wallace (ahli zoologi berkebangsaan Inggris) memperhatikan perbedaan pada fauna di wilayah Indonesia, dan membuat garis pemisah abstrak yang memanjang mulai dari Selat lombok ke utara hingga melewati selat sulawesi dan Filipina Selatan. Garis ini disebut garis Wallace. Garis Wallace merupakan garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat dan bagian tengah.
Kekhasan fauna di wilayah indonesia juga diamati oleh Weber (ahli zoologi berkebangsaan Jerman). Weber membuat garis pemisah abstrak yang berada di sebelah timur sulawesi memanjang ke utara hingga Kepulauan Aru. Garis ini disebut garis Weber. Garis Weber merupakan garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian timur dan tengah.
Berdasarkan garis pemisah fauna Wallace dan Weber, Indonesia dibagi tiga wilayah fauna, yaitu fauna tipe Asiatis (untuk Indonesia bagian barat), fauna peralihan / Australia-Asiatik (untuk Indonesia bagian tengah), dan fauna tipe Australis (untuk Indonesia bagian timur).

·         Penyebaran fauna di Indonesia bagian barat
Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2.      Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3.      Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4.      Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Bagian barat yang merupakan paparan sunda memiliki fauna asia, contohnya:
1.      Sumatra memiliki hewan - hewan yang khas, seperti: gajah, tapir, badak bercula dua, harimau, siamang, dan orang utan.
2.      Jawa memiliki badak bercula satu, harimau dan banteng.
3.      Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, kera berhidung panjang, dan beruang madu.

·         Penyebaran fauna di Indonesia bagian barat
Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1.      Mamalia berukuran kecil
2.      Banyak hewan berkantung
3.      Tidak terdapat species kera
4.      Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Bagian timur indonesia ditempati fauna tipe Australia, misalnya: Kasuari, burung nuri, parkit, cendrawasih, merpati berjambul, kanguru, wallabi, dan kanguru pohon.
Papua memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki koleksi burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp).

·         Penyebaran fauna di Indonesia bagian tengah
Bagian kepulauan indonesia ini merupakan daerah peralihan antara kawasan Australian dan Asia (Oriental). Daerah yang merupakan tempat peralihan yang mecolok adalah sulawesi. Jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
Di sulawesi terdapat hewan yang khas yaitu anoa, dan dipulau komodo terdapat komodo (biawak besar).

Nilai dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
1.      Nilai Keanekaragaman Hayati
·         Nilai ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
·         Nilai Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen pada proses fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah (plasma benih).
·         Nilai Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
1.      Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
2.      Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.
·         Nilai Sosial Budaya
Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba dan sebagainya.
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi.
·         Nilai Pendidikan
Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli, karena sebagai  sumber ilmu atau tujuan lain (misalnya :pemuliaan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian alternatif bahan pangan dan energi dan sebagainya). jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan.

2.      Manfaat Keanekaragaman Hayati
·         Sumber pangan
1.      Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.
2.      Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
3.      Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
4.      Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
5.      Sumber mineral: sayur-sayuran.
·         Sumber sandang
Bahan sandang yang potensial adalah kapas, rami, yute, kenaf, abaca, agave, ulat sutra, dan bulu domba.
·         Sumber papan
Untuk bahan papan digunakan kayu seperti jati, meranti, mahoni, kayu nangka, keruing, dan sebagainya.
·         Sumber obat
Spesies yang digunakan sebagai bahan obat antara lain, temulawak, akar salban, dadap, alang-alang, jahe, dan lain-lain.
·         Sumber plasma nutfah
Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber gen.
·         Sumber transfortasi
Seperti kuda, onta, dan sapi.

Hilangnya Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati di Indonesia dan di dunia mengalami pengurangan terus-menerus hingga berada pada tingkat yang mencemaskan, yaitu kepunahan. Kepunahan spesies di dunia diperkirakan rata-rata mencapai seratus ribu spesies setiap tahun, atau beberapa ratus spesies setiap harinya.
Penyebab hilangnya keanekaragaman hayati antara lain:
1.      Fragmentasi dan hilangnya habitat
Ekosistem yang belum dijamah manusia relatif sangat menyusut pada beberapa dekade terakhir, seiring dengan peningkatan populasi manusia dan konsumsi sumber daya alam. Pada ekosistem air tawar, pembuatan bendungan justru merusak sebagian sebagian besar habitat sungai. Pada ekosistem laut, pembangunan di daerah pinggir pantai telah menghilangkan komunitas terumbu karang. Pada hutan tropis, penyebab utama hilangnya adalah ekstensifikasi pertanian, maupun penebangan hutan. Keduanya untuk tujuan komersil misalnya untuk bahan bangunan, pembuatan kertas, pensil dan tisu.
2.      Introduksi spesies
Introduksi spesies merupakan penyebab punahnya berbagai spesies di suatu pulau. Introduksi spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. Pada ekosistem yang terisolasi, adanya predator, kompetitor, atau patogen dapat mengancam spesies yang sebelumnya sudah ada. Misalnya di Indonesia, penggunaan padi unggul telah menyebabkan punahnya padi tradisional.
3.      Eksploitasi berlebihan
Sejumlah sumber daya hutan, perikanan, dan kehidupan liar dieksploitasi habis-habisan bahkan sampai titik kepunahan. Misalnya, badak jawa dan badak sumatra telah diburu sampai titik ambang kepunahan, begitu juga dengan beberapa vertebrata lainnya. Banyak kepunahan disebabkan oleh kebutuhan pangan dan ketamakan manusia.
4.      Pencemaran lingkungan
Polutan (zat yang dapat menyebabkan pencemaran) dapat mencemari ekosistem dan dapat mereduksi atau mengeliminasi populasi atau spesies yang sensitif. Misalnya mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian. Tumbuhan dan organisme tanah di hutan mengalami kerusakan akibat adanya hujan asam. Kontaminasi polutan akan terakumulasi di sepanjang rantai makanan.
5.      Perubahan iklim global
Efek samping pencemaran udara adalah pemanasan global yang menyebabkan naiknya suhu bumi. Tiap kenaikan suhu 10C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Banyak spesies tidak dapat terdistribusi kembali setelah perubahan terjadi. Beberapa pulau di dunia beserta flora dan fauna di dalamnya akan tenggelam dengan naiknya permukaan air laut.
6.      Industrialisasi kehutanan dan pertanian
Para petani dahulunya memelihara keanekaragaman tanaman dan hewan pertanian. Namun, keanekaragaman tersebut menurun dengan cepat disebabkan adanya program pemuliaan tanaman modern. Program pemuliaan tanaman meningkatkan hasil pertanian denganmenggunakan varietas tanaman pangan yang lebih sedikit, yang merespon lebih baik terhadap air, pupuk dan pestisida. Selain itu, penetapan sistem penanaman secara monokultur juga menyebabkan menurunnya keanekaragan hayati di suatu wilayah.

Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi sumber daya hayati di Indonesia diatur dalam UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Azas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah azas tanggung jawab, berkelanjutan dan manfaat.
Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia dilakukan secara in situ dan ex situ.

1.      Pelestarian in situ
Pelestarian in situ adalah upaya pelestarian langsung di alam. Pelestarian in situ misalnya berupa taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, taman laut dan hutan lindung.
·         Taman Nasional
Merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan. Beberapa taman nasional di Indonesia:
1.      Taman Nasional Gunung Leuser Terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Contoh tumbuhan yang dilestarikan: meranti, keruing, durian hutan, menteng, Rafflesia arnoldi var.atjehensis. Hewan yang dilestarikan: gajah, beruang Malaya, harimau Sumatra, badak Sumatra, orangutan Sumatra, kambing sumba, itik liar, tapir.
2.      Taman Nasional Kerinci Seblai Terletak di Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tumbuhan yang dilestarikan: bunga bangkai (Amorphophalus titanium), Rafflesia arnoldi, palem, anggrek, kismis. Hewan yang dilestarikan: tapir, kelinci hutan, landak, berang-berang, badak Sumatra, harimau Sumatra, siamang, kera ekor panjang.
3.      Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan: meranti (Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi. Hewan yang dilestarikan: gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular sanca, bangau putih, rangkong, dan lain-lain.
4.      Taman Nasional Ujung Kulon, terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti: badak bercula satu (Rhinoceros sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula).
5.      Taman Nasional Kepulauan Seribu, terletak di kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Ekosistem yang dilindungi adalah ekosistem terumbu karang.
6.      Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, terletak di kawasan Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan dan Lumajang. Flora yang dilindungi adalah cemara gunung (Cassuarina junghuniana) sedangkan fauna yang dilindungi adalah babi hutan, kijang, ayam hutan, rusa, macan tutul.
7.      Taman Nasional Meru Betiri, terletak di Propinsi Jawa Timur di wilayah Jember Selatan. Taman Nasional ini merupakan habitat terakhir dari harimau loreng jawa (Panthera trigis). Flora langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zollingeri.
8.      Taman Nasional Baluran, terletak di Propinsi Jawa Timur. Flora yang dilindungi : dadap biru (Erythocina endophyla), kosambi, widoro, nimba, kemiri. Sedangkan fauna yang dilindungi antara lain ular piton, buaya, banteng, rusa, kijang, macan tutul dan linsang.
9.      Taman Nasional Komodo, terletak di Pulau Komodo Propinsi NTT. Flora yang dilindungi adalah Kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum diversifolium). Satwa/fauna khas adalah komodo.
10.  Taman Nasional Tanjung Puting, terletak di Propinsi Kalimantan di Kabupaten Kotawaringin Barat, Timur dan Kalimantan Tengah. Taman Nasional ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan. Flora yang dilindungi tanaman yang mengandung getah dan merusak saraf (misalnya: Gluta renghas) dan durian (Durio sp). Fauna yang dilindungi: orang utan, lutung, kancil, musang.
·         Cagar Alam
Kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam.
·         Hutan Wisata
Kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran.
·         Taman laut
Merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara.
·         Hutan lindung
Kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pe-gunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.

1.      Pelestarian ex situ
Pelestarian ex situ adalah upaya pelestarian dengan cara penangkaran yang dilakukan bukan di habitat asli suatu makhluk hidup. Cara ini dilakukan terutama terhadap spesies makhluk hidup yang langka atau memiliki nilai ekonomi tinggi. misalnya penangkaran hewan langka seperti badak, jalak bali, dan rusa timur. Tempat pencagaran ex situ misalnya di kebun raya, kebun binatang, dan taman safari.
Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buh-tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi.


[Sumber: biologi.blogsome.com; grandmall10.wordpress.com; id.wikipedia.org; kambing.ui.ac.id; www.crayonpedia.org]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Limfatik pada Manusia

Alga / Ganggang

Sistem Integumen pada Manusia

Sistem Urinaria pada Manusia

Pembelahan Sel

Jamur / Fungi

Jaringan Tumbuhan

Sistem Digestivus pada Manusia

Lichenes / Lumut Kerak

Sistem Indera pada Manusia