Organ Tumbuhan
Tumbuhan memiliki organ dari jaringan dan tipe sel yang
berbeda-beda. Organ ini yang
membedakan tumbuhan dengan kelompok alga dan lumut yang baru memiliki organ
sederhana, yaitu akar, batang dan daun semu. Pada tumbuhan, organ terdiri dari
kumpulan jaringan yang melaksanakan fungsi tertentu. Organ pada tumbuhan ini memiliki struktur yang berbeda-beda dan
melaksanakan fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap struktur dan
fungsi dari masing-masing tumbuhan mendukung sintasnya tumbuhan tersebut untuk
melalui rintangan kehidupan. Organ pada tumbuhan akan membentuk sistem akar dan
sistem tunas. Sistem akar dan sistem
tunas inilah yang mendukung tumbuhan untuk mampu memperoleh sumber daya dalam
mengabsorpsi air, mineral , CO2
dan cahaya matahari untuk mecapai keberhasilan hidup tumbuhan.
Aktivitas tumbuhan yaitu mengabsorpsi
air dan mineral dari bawah permukaan tanah serta mengabsorpsi CO2 dan cahaya matahari dari atas
permukaan tanah. Semua aktivas tersebut dilaksanakan oleh organ pada tumbuhan
dengan struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Organ pada tumbuhan mencakup
akar, batang dan daun.
Gambar Organ pada tumbuhan.
(Sumber
: Anonim 11, 2019).
A. Akar
Semua
tumbuhan berpembuluh atau vaskular mempunyai akar. Akar berfungsi menyimpan
karbohidrat dan mengabsorpsi air dan mineral. Akar mengabsorpsi air dan mineral
dari dalam tanah, menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah serta
menambatkan tumbuhan terhadap tanah. Kebanyakan akar terbenam di dalam tanah,
tidak berklorofil dan mempunyai rambut akar. Pada tumbuhan dikotil akarnya
berupa akar tunggang. Akar tunggang memiliki satu akar vertikal utama.
Seringkali akar tunggang menjadi organ utama untuk menyimpan zat makanan.Pada
tumbuhan monokotil akarnya berupa akar serabut. Akar serabut menyebar dibawah
permukaan tanah tanpa memiliki akar utama. Akar serabut berfungsi untuk
menambatkan tumbuhan di tanah dan efisien dalam menyerap air dari dalam tanah. Struktur
akar primer tersusun oleh sebagai berikut :
1. Tudung akar
Tudung akar menutupi ujung akar dan melumasi
tanah disekeliling ujung akar. Tudung akar tersusun oleh sel-sel parenkim yang
mengandung amiloplas (butir tepung). Secara fisiologis tudung akar menentukan
pertumbuhan akar sesuai dengan arah gravitasi.
Gambar Tudung akar.
(Sumber : Anonim 9, 2019).
2. Epidermis
Epidermis akar
berfungsi untuk penyerapan nutrisi dari dalam tanah dan dibantu dengan adanya
rambut akar (bulu-bulu akar). Rambut akar berbentuk pipa tipis yang muncul dari
epidermis akar. Rambut akar
berfungsi memperluas area permukaan akar, meningkatkan absorpsi air dan mineral. Pada beberapa tumbuhan, epidermis akar
berkembang menjadi jaringan multiserat berlapis-lapis yang dinamakan velamen.
Velaman bersifat mati, dinding sekundernya tebal, dan berfungsi sebagai
pelindung serta mengurangi hilangnya air dari korteks gravitasi.
Gambar Rambut akar dari semaian lobak.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
3. Korteks
Korteks tersusun atas sel-sel parenkim yang
bersifat meristematis. Ukuran sel korteks akan mengalami diferensiasi. Pada
korteks terdapat ruang antar sel, mengandung tepung dan kadang-kadang kristal
gravitasi.
4. Endodermis
Lapisan dalam korteks mengalami diferensiasi
menjadi endodermis. Oleh karena itu, endodermis terletak pada lapisan korteks
paling dalam. Endodermis tersusun oleh selapis sel dan memiliki penebalan
dinding suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding radial yang dinamakan
pita caspary.
5. Perisikel
Perisikel tersusun oleh lapisal tunggal dari
sel-sel parenkim yang bersifat meristematis, berdinding tebal dan terdapat di
sebelah dalam endodermis. Perisikel letaknya berbatasan dengan jaringan
pengangkut. Akar lateral muncul dari
perisikel bagian dalam endodermis. Maka dari itu, perisikel berfungsi untuk
menghasilkan primordia akar lateral dan sebagian menghasilkan kambium pembuluh (untuk
menghasilkan xilem sekunder dan floem sekunder).
Gambar Endodermis dan perisikel pada struktur Anatomi akar.
(Sumber : Anonim 10, 2019).
6. Jaringan pengangkut
Sistem pengangkut akar terdiri dari xilem
yang berlignin dan diselingi oleh floem yang berdinding tipis, keduanya
tersusun radial. Pada kebanyakan akar terdapat stele. Stele terdiri dari silinder vaskular dan inti padat xilem dan
floem.
Gambar Struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil
(Sumber : ekosistem.co.id)
Pertumbuhan primer memperpanjang akar dan
tunas. Jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan vaskular dibentuk dari
pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder pada akar menebalkan akar. Xilem sekunder, floem sekunder, felogen (muncul
diluar perisikel) atau kambium gabus yang menghasilkan periderm dihasilkan dari
pertumbuhan sekunder. Pada beberapa akar, kambium yang berasal dari perisikel
mebentuk parenkim jari-jari.
Gambar Pertumbuhan primer akar.
Kebanyakan
akar memiliki akar yang termodifikasi. Modifikasi akar berkembang dari akar
adventitif akar, batang atau daun. Akar
dapat berubah bentuk dan fungsi dikarenakan fungsinya berbeda dengan fungsi
asalnya. Hal ini dapat terjadi karena penyesuaian cara hidup dengan keadaan
tertentu yang telah dalan kurun waktu yang sangat lama. Dapat dikatakan akar
tersebut berevolusi sehingga akar tersebut memiliki fungsi tambahan. Modifikasi
akar memberikan dukungan, tambatan, menyimpan air dan nutrien, dan mengabsorpsi
oksigen dari udara. Beberapa contoh
modifikasi akar antara lain :
1.
Akar Gantung
Akar gantung mendukung tumbuhan yang tinggi
dan berat di bagian atas. Akar gantung muncul dari bagian di atas tanah,
menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Akar gantung tumbuhnya dapat
mencapai 30 m. ketika akar gantung mencapai permukaan tanah dan masuk ke tanah,
maka fungsi akar gantung menjadi seperti pada batang pada umumnya.
Gambar Akar gantung.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
2. Akar
Penyimpanan
Akar penyimpanan menyimpan makanan dan air.
Pada kebanyakan tumbuhan, biasanya akarnya berfungsi untuk menyimpan makanan
dan air, misalnya pada akar tumbuhan bit.
Gambar Akar penyimpanan pada buah bit.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
3. Akar Gantung Pencekik
Akar gantung pencekik melilit pada pohon inang
dan menyebabkan kematian. Pada awalny akar ini digunakan untuk memanjat dan
memeluk inangnya, kemudia lama kelamaan akarnya melilit dan dapat akhirnya
pohon inangnya mati.
Gambar Akar gantung pencekik.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
4. Akar Banir
Akar banir menyokong batang pada pohon tropis
yang tinggi. Akar banir berbentuk seperti papan yang dimiringkan guna mendukung
tumbuhan untuk berdiri kokoh dengan batang yang tinggi dan besar, misalnya pada
Pohon kenari.
Gambar Akar banir.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
5. Akar Udara
Akar udara menonjol di atas permukaan air
untuk memperoleh udara. Akar udara
memiliki banyak liang dan celah sebagai jalannya udara karena biasanya akar udara hidup pada tanah
yang sangat kekurangan oksigen misanya pada tumbuhan kayu api.
Gambar Akar udara atau Pneumatofor pada pohon
bakau.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
B. Batang
Batang
merupakan organ tumbuhan di atas tanah yang menghubungkan akar dari dalam tanah
dengan daun. Batang berfungsi untuk
menopang tumbuhan, menyangga posisi daun, melakukan fotosintesis pada tumbuhan
herba, menyimpan zat makanan, dan mentranspor bahan dan hasil fotosintesis.
Batang memiliki nodus yang berselang seling untuk perlekatan daun dan internodus. Setiap daun melekat pada
batang melalui tangkai tipis yang disebut petiola.
Titik perlekatannya dinamakan nodus. Batang
yang terletak diantara dua nodus dinamakan
internodus.
Batang
berasal dari pertumbuhan kuncup yang terspesialisasi. Kuncup apikal atau kuncup
terminal dihasilkan oleh pemanjangan tunas muda. Kuncup-kuncup yang tumbuh berasal dari pertumbuhan primer
tumbuhan. Kuncup aksilaris membentuk tunas lateral. Tunas lateral ini memungkinkan untuk
menghasilkan cabang dan muncul di bagian sudut yang tajam di antara perlekatan
daun dan batang atau dikenal dengan kuncup aksilaris. Kuncup aksilaris dihambat
oleh Dominansi apikal. Dominansi apikal ini disebabkan oleh kuncup apikal yang
terlalu berdekatan dengan kuncup aksilaris, sehingga pertumbuhannya dihambat.
Kuncup dapat tumbuh terspesialisasi menjadi batang atau bunga.
Struktur
batang berpengangkut sangat bervariasi dan biasanya memiliki beberapa jaringan
di antaranya sebagai berikut :
1. Epidermis
Epidermis pada
batang tersusun atas satu lapis sel dan seringkali ditutupi dengan kutikula.
Pada batang tumbuhan herba yang melakukan fotosintesis, epidermis batangnya
dilengkapi dengan stomata. Terdapat lapisan hipodermis yang merupakan derivat
epidermis batang. Hipodermis terletak disebalh dalam epidermis batang yang
berbeda struktur dengan sel-sel korteks.
2. Korteks
Korteks tersusun atas jaringan dasar.
Beberapa sel-sel korteks mengandung zat tepung, kristal atau senyawa lain.
Batang tumbuhan muda memiliki kolenkim dibagian tepi korteks yang banyak
mengandung kloroplas untuk fotosintesis. Selain kolenkim, jaringan penguat pada
batang terdapat pula sklerenkim.
3. Jaringan Pengangkut
Di dalam korteks batang terdapat sistem
pengangkut atau sistem pembuluh. Pada monokotil berkas pembuluh tersebar di
korteks batang. Pada Gymnospemae dan dikotil berkas pembuluh tersusun rapi
dalam satu lingkaran (silinder) yang menyelubungi bagian pusat batang yaitu
empulur. Maka dari itu, berkas vaskular dikotil membentuk cincin sedangkan berkas
vaskular monokotil menyebar. Di antara xilem dan floem terdapat kambium
vaskular yang akan menghasilkan xilem sekunder ke arah dalam silinder dan floem
sekunder ke arah luar silinder. Kambium vaskular tersusun silinder dari jaringan meristematik
setebal satu sel. Di dalam silinder dapat dibedakan floem ke arah luar
sedangkan xilem ke arah dalam. Penambahan xilem sekunder dan floem sekunder
diakibatkan oleh pembelahan meristem.
Gambar Penampang melintang batang tumbuhan dikotil – Helianthus annuus.
(Sumber :
Rustaman, et al., 2010).
Gambar Penampang melintang batang tumbuhan monokotil – Zea mays.
(Sumber :
Rustaman, et al., 2010).
Pertumbuhan
primer pada batang membentuk jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut.
Pertumbuhan primer batang ditandai dengan pemanjangan dan pelebaran aksis di
bawah meristem apikal. Pada pucuk, terjadi pemanjangan pada ruas batang. Pada
apeks, daun-daun letaknya rapat satu sama lain sehingga buku dan ruas bukan
merupakan daerah terpisah.
Gambar Organisasi jaringan-jaringan pada pertumbuhan primer batang muda.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
Pertumbuhan
sekunder pada batang menyebabkan bertambahnya jaringan pengangkut di dalam
batang. Terjadi penambahan xilem sekunder dan floem sekunder diakibatkan oleh
pembelahan meristem pada kambium vaskular. Xilem sekunder
membentuk cincin tahunan (lingkaran tahun pada batang).
Seiring
laju pertumbuhan sekunder terus berlangsung selama bertahun-tahun, lapisan
xilem sekunder berakumulasi. Dinding sel pada xilem sekunder
terlignifikasi sehingga menyebabkan kayu menjadi kuat dan keras. Pada negara
yang memiliki empat musim, kayu pertama kali terbentuk pada musim semi yang
dikenal early wood. Early
wood terdiri dari xilem sekunder berdinding tipis yang terbentuk di iklim
yang hangat untuk memperbesar diameter batang. Struktur tersebut memaksilamkan
pengangkutan air ke daun baru yang sedang tumbuh. Kayu yang terbentuk selama
akhir musim panas atau di awal musim gugur dikenal dengan late wood. Late wood terdiri xilem sekunder berdinding tebal yang terbentuk di iklim dingin
untuk menyokong batang. Struktur tersebut lebih membantu menopang batang
dibanding mengangkut dan mentranspor air. Sel-sel pada early wood lebih besar dibanding late wood. Hal ini diakibatkan oleh dormansi kambium vaskular
ketika musim dingin dan melakukan pertumbuhan kembali ketika musim semi.
Cincin tahunan digunakan untuk memperkirakan umur
pohon. Pertumbuhan
setahun pada batang atau akar tampak sebagai cincin yang jelas pada irisan
melintang batang atau akar yang dibentuk oleh xilem sekunder. Hal ini yang menyebabkan kita dapat menebak
umur tumbuhan dari cincin tahunan atau lingkaran tahun. Ketebalan cincin
tahunan pada setiap tumbuhan dapat bervariasi. Pohon yang baik akan tumbuh pada
musim yang hangat dan basah (musim semi, musim panas dan musim hujan) dan akan
sulit tumbuh pada musim yang kering dan dingin (musim dingin, musim gugur dan
musim kemarau). Karena cincin tahunan yang tebal mengindikasikan tahun yang
hangat dan basah sedangkan cincin yang tipis mengidikasikan tahun yang dingin
dan kering, maka ilmuwan dapat menggunakan pola cincin tahunan tersebut pada
perubahan iklim.
Gambar Anatomi batang pohon.
(Sumber
: Campbell, et al., 2009).
Ketika
tumbuhan bertambah tua dan lapisan xilem sekunder tidak dapat mengambil
baha-bahan fotosintesis maka lapisan tersebut dikenal dengan galih atau heartwood. Heartwood tersusun atas lapisan xilem sekunder tua yang
tidak dapat lagi mengangkut air dan mineral. Meskipun demikian, pada pohon
besar yang tua dan batang berongga masih dapat sintas dalam menjalankan
kehidupan. Hal ini dikarenakan batang tumbuhan tersebut memiliki lapisan gubal atau sapwood. Sapwood tersusun
atas lapisan xilem sekunder baru untuk mengangkut getah xilem. Lapisan sapwood memiliki lingkaran yang lebih
besar daripada lapisan heartwood.
Struktur tersebut mengefisienkan sapwood
mengangkut getah xilem lebih banyak setiap tahunnya dalam menyuplai daun.
Lapisan heartwood lebih gelap
daripada lapisan sapwood akibat resin
dan senyawa-senyawa lain yang meresap ke
dalam rongga-rongga sel dan membantu melindungi pohon dari jamur dan
serangga-serangga yang melubangi kayu.
Gambar Pertumbuhan primer dan sekunder pada batang.
(Sumber
: Campbell, et al., 2009).
Floem sekunder muda terletak di dekat kambium vaskular
untuk mengangkut gula. Jumlah floem
sekunder lebih sedikit dibandingkan dengan xilem sekunder. Hal ini dikarenakan
letak floem disebelah dalam kambium sehingga floem terhimpir dan tidak cukup
banyak membelah. Beberapa tumbuhan memiliki
batang dengan fungsi tambahan, batang tersebut termasuk batang
termodifikasi. Batang termodifikasi mencakup rhizoma, umbi lapis, stolon dan
umbi batang.
1. Rhizoma, berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan seperti pada Zingiberaceae, Cannaceae, Poaceae. Rhizoma
memiliki tunas horizontal yang tumbuh di bawah permukaan tanah dan tunas
vertikal muncul dari kuncup aksilar.
Gambar Rhizoma.
(Sumber
: Campbell, et al., 2009).
2. Umbi lapis, memiliki tunas
vertikal batang di bawah permukaan tanah, terdiri dari dasar daun yang
membesar, dan berfungsi menyimpan makanan. Batang termodifikasinya mempunyai
bentuk seperti cakram yang kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek dengan
titik tumbuh di ujungnya.
Gambar Umbi lapis pada bawang merah.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
3. Stolon, memiliki tunas horizontal
yang tumbuh disepanjang permukaan. Selain
itu, stolon memiliki cabang yang ramping, panjang, tumbuh ke samping di atas
tanah atau di dalam tanah. Selanjutnya, pada ujung stolon dibentuk tumbuhan
baru.
Gambar Stolon pada stroberi.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
4. Umbi batang, dihasilkan dari ujung
rhizoma atau stolon yang membesar untuk menyimpan makanan. Pada umbi batang, buku dan ruasnya tidak jelas. Terdapat kuncup
yang pada waktunya akan bertunas ssehingga menghasilkan tumbuhan baru. Umbi
batang yang biasanya terdapat di dalam tanah yaitu kentang dan ketela rambat,
sedangkan umbi batang yang terdapat di atas permukaan tanah yaitu ubi.
Gambar Umbi batang pada kentang.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
C. Daun
Pada
tumbuhan vaskular umumnya daun tempat fotosintesis . Daun merupakan tempat
fotosintesis utama meskipun pada tumbuhan herba batangnya dapat melakukan
fotosintesis. Bentuk daun pada setiap
tumbuhan sangat bervariasi. Bentuk daun terdiri dari helaian dengan satu
tangkai daun . Pertumbuhan tangkai daun terjadi secara marginal yang tertekan
di bagian pangkal sumbu daun dan pada akhirnya tumbuh menjadi tangkai daun.
Morfologi daun Angiospermae meliputi bentuk daun, pola percabangan urat daun
dan susunan spasial daun. Bentuk daun umumnya terdapat daun sederhana, daun
majemuk dan daun majemuk ganda.
1. Daun
Sederhana
Daun sederhana merupakan daun lengkap yang
memiliki bagian pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Daun sederhana
memiliki helaian tunggal dan cangap yang sangat dalam.
Gambar Daun sederhana.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
2. Daun
Majemuk
Daun majemuk memiliki lebih dari satu
pulvinus. Selain itu, daun majemuk
memiliki tangkai yang bercabang-cabang dengan daun baru pada cabang tangkai
yang memiliki helaian daun. Helaian pada anak daun majemuk tersusun atas banyak
anak daun. Anak daun tersebut tidak memiliki kuncup aksilaris di bagian dasar.
Daun majemuk dapat dibedakan bagian ibu
tangkai daun, tangkai daun, anak daun dan rakis (bagian ibu tangkai daun di
atas anak daun terendah).
Gambar Daun majemuk.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
3. Daun Majemuk Ganda
Daun majemuk ganda memiliki anak daun yang
terbagi lagi menjadi anak daun yang lebih kecil. Pada daun majemuk ganda terdapat bagian rakis sekunder, rakis
tersier, dan seterusnya.
Gambar Daun majemuk ganda.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
Pada
tumbuhan monokotil tidak memiliki tangkai daun, maka dari itu dasar daunnya
membentuk seludang yang membungkus batang. Hal yang mencolok pada daun
monokotil dan dikotil yaitu monokotil dan dikotil memiliki perbedaan pada vena
atau urat daun. Pada daun monokotil,
terdapat pola teratur venasi paralel dimana vena-vena yang mirip membujur
secara paralel di sepanjang daun. Pada daun dikotil, terdapat vena utama di
bagian tengah daun menyebar dalam pola silang-menyilang yang rumit dan dikenal sebagai
venasi jala. Struktur daun primer tersusun atas :
1. Epidermis
Beberapa epidermis daun mengandung kutikula,
trikoma, sel kipas, stomata di atas permukaan dan di bawah permukaan daun atau
dibawah permukaan daun saja, sel silika dan sel gabus. Beberapa epidermis daun
juga dapat dijumpai hipodermis.
2. Mesofil atau Jaringan Dasar
Mesofil terdiri dari jaringan parenkim yang
terspesialisasi untuk fotosintesis. Mesofil sebagai tempat fotosintesis utama
terletak di antara kedua epidermis. Pada daun dikotil, mesofil berdiferensiasi
menjadi parenkim spons (bunga karang) dan parenkim palisade (jaringan tiang).
Jaringan palisade, strukturnya lebih rapat sehingga memiliki sedikit ruang
antar sel, selnya memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun, dan
lebih banyak mengandung kloroplas yang melekat pada dinding selnya. Jaringan spons memiliki lebih banyak ruang
antar sel, bentuknya tidak teratur, bercabang dan sedikit memiliki kloroplas.
3. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut tersebat di seluruh helai
daun dan mempunyai susunan seperti pada batang walaupun tidap seluas pada
batang. Semakin dekat dengan tulang daun yang ukurannya kecil, maka susunan
berkas pengangkut akan semakin sederhana.
Gambar Anatomi daun.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
Pertumbuhan
primer pada daun dimuali dari primordial daun. Primordial daun berupa
penjuluran serupa jari di sepanjang kedua sisi meristem apikal. Perkembangan primer daun yang terjadi
pada meristem apikal atau pucuk terjadi di bawah permukaan daun. Epidermis daun
dibentuk pertama kali dan dilanjutkan dengan pembelahan dan pembesaran sel.
Akibat dari pembesaran sel, primordial daun terdorong ke arah luar dari
meristem apikal sehingga tampak menonjol. Tonjolan tersebut kemudian disebut
dengan tangkai daun dan ibu tulang daun serta selanjutnya akan menghasilkan
helaian daun. Pertumbuhan sekunder ditandai dengan aktivitas meristem yang
mengakibatkan peningkatan area permuakaan, tetapi tidak menyebabkan daun
menjadi lebih tebal.
Gambar Ujung tunas, primordial daun.
(Sumber
: Campbell, et al., 2009).
Beberapa
tumbuhan memiliki daun dengan berbagai adaptasi yang mendukung fungsi tambahan.
Adaptasi daun berfungsi sebagai pendukung, pelindung, tempat penyimpanan, dan
reproduksi. Adaptasi daun tersebut dinamakan dengan modifikasi daun. Modifikasi
daun ini menjadi bentuk lain dari hasil perubahan fungsi utama daun untuk
berfotosintesis menjadi fungsi lain sehingga bentuk daunnya berbeda dari bentuk
daun pada umumnya. Modifikasi daun
mencakup tendril, duri, daun penyimpanan, daun reproduksif dan braktea.
1.
Tendril
Modifikasi daun ini tidak berasal seluruhnya
dari daun tetapi sebagian dari tangkai, ujung daun dan ujung ibu daun pada daun
majemuk). Tendril atau sulur digunakan untuk bergantung pada penyangga.
Gambar Tendril.
(Sumber : Campbell, et al., 2009)
2.
Duri
Duri pada kaktus terdapat kuncup atau tunas
yang muncul dari ketiaknya. Duri untuk mengurangi penguapan.
Gambar Duri pada kaktus.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
3. Daun
Sukulen
Daun sukulen merupakan daun yang berdaging,
lunak dan tebal. Daun sukulen berfungsi menyimpan air.
Gambar Daun sukulen.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
4.
Daun Reproduktif
Daun sukulen hasil reproduktif ini
strukturnya mirip daun sukulen karena daunnya berdaging, lunak dan tebal. Perbedaannya, daun sukulen hasil
reproduktif menghasilkan anak tumbuhan
adventisia.
Gambar Daun reproduktif.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
5. Braktea
Braktea mengelilingi sekelompok bunga dan
seringkali disangka petal dari daun berwarna-warni. Braktea berwarna cerah
untuk memikat penyerbuk.
Gambar Braktea.
(Sumber : Campbell, et al., 2009).
Ayi Nuraeni Aprilia Safitri
BalasHapusXI MIPA 5
Umsiah
BalasHapusxi mipa6
DESTI GUSTIANI
BalasHapusXI MIPA 1
PERDI NUGRAHA
BalasHapusXIMIPA6
Yeni triastuti
BalasHapusXI MIPA 1
Muhammad Galih Muldhani
BalasHapusXI MIPA 3
Revalina Yulia Astuti
HapusXI MIPA 3