Organ Tumbuhan

Tumbuhan memiliki organ dari jaringan dan tipe sel yang berbeda-beda. Organ ini yang membedakan tumbuhan dengan kelompok alga dan lumut yang baru memiliki organ sederhana, yaitu akar, batang dan daun semu. Pada tumbuhan, organ terdiri dari kumpulan jaringan yang melaksanakan fungsi tertentu. Organ pada tumbuhan ini memiliki struktur yang berbeda-beda dan melaksanakan fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap struktur dan fungsi dari masing-masing tumbuhan mendukung sintasnya tumbuhan tersebut untuk melalui rintangan kehidupan. Organ pada tumbuhan akan membentuk sistem akar dan sistem tunas. Sistem akar dan sistem tunas inilah yang mendukung tumbuhan untuk mampu memperoleh sumber daya dalam mengabsorpsi air, mineral , CO2 dan cahaya matahari untuk mecapai keberhasilan hidup tumbuhan. Aktivitas  tumbuhan yaitu mengabsorpsi air dan mineral dari bawah permukaan tanah serta mengabsorpsi CO2 dan cahaya matahari dari atas permukaan tanah. Semua aktivas tersebut dilaksanakan oleh organ pada tumbuhan dengan struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Organ pada tumbuhan mencakup akar, batang dan daun.


Gambar Organ pada tumbuhan.

(Sumber : Anonim 11, 2019).

 

A.    Akar

Semua tumbuhan berpembuluh atau vaskular mempunyai akar. Akar berfungsi menyimpan karbohidrat dan mengabsorpsi air dan mineral. Akar mengabsorpsi air dan mineral dari dalam tanah, menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah serta menambatkan tumbuhan terhadap tanah. Kebanyakan akar terbenam di dalam tanah, tidak berklorofil dan mempunyai rambut akar. Pada tumbuhan dikotil akarnya berupa akar tunggang. Akar tunggang memiliki satu akar vertikal utama. Seringkali akar tunggang menjadi organ utama untuk menyimpan zat makanan.Pada tumbuhan monokotil akarnya berupa akar serabut. Akar serabut menyebar dibawah permukaan tanah tanpa memiliki akar utama. Akar serabut berfungsi untuk menambatkan tumbuhan di tanah dan efisien dalam menyerap air dari dalam tanah. Struktur akar primer tersusun oleh sebagai berikut :

1.      Tudung akar

Tudung akar menutupi ujung akar dan melumasi tanah disekeliling ujung akar. Tudung akar tersusun oleh sel-sel parenkim yang mengandung amiloplas (butir tepung). Secara fisiologis tudung akar menentukan pertumbuhan akar sesuai dengan arah gravitasi.


Gambar Tudung akar.

(Sumber : Anonim 9, 2019).

2.      Epidermis

Epidermis akar berfungsi untuk penyerapan nutrisi dari dalam tanah dan dibantu dengan adanya rambut akar (bulu-bulu akar). Rambut akar berbentuk pipa tipis yang muncul dari epidermis akar. Rambut akar berfungsi memperluas area permukaan akar, meningkatkan absorpsi air dan mineral.  Pada beberapa tumbuhan, epidermis akar berkembang menjadi jaringan multiserat berlapis-lapis yang dinamakan velamen. Velaman bersifat mati, dinding sekundernya tebal, dan berfungsi sebagai pelindung serta mengurangi hilangnya air dari korteks gravitasi.


Gambar Rambut akar dari semaian lobak.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

3.      Korteks

Korteks tersusun atas sel-sel parenkim yang bersifat meristematis. Ukuran sel korteks akan mengalami diferensiasi. Pada korteks terdapat ruang antar sel, mengandung tepung dan kadang-kadang kristal gravitasi.

4.      Endodermis

Lapisan dalam korteks mengalami diferensiasi menjadi endodermis. Oleh karena itu, endodermis terletak pada lapisan korteks paling dalam. Endodermis tersusun oleh selapis sel dan memiliki penebalan dinding suberin yang berbentuk pita, mengelilingi dinding radial yang dinamakan pita caspary.

5.      Perisikel

Perisikel tersusun oleh lapisal tunggal dari sel-sel parenkim yang bersifat meristematis, berdinding tebal dan terdapat di sebelah dalam endodermis. Perisikel letaknya berbatasan dengan jaringan pengangkut. Akar lateral muncul dari perisikel bagian dalam endodermis. Maka dari itu, perisikel berfungsi untuk menghasilkan primordia akar lateral dan sebagian  menghasilkan kambium pembuluh (untuk menghasilkan xilem sekunder dan floem sekunder).


Gambar Endodermis dan perisikel pada struktur Anatomi akar.

(Sumber : Anonim 10, 2019).

6.      Jaringan pengangkut

Sistem pengangkut akar terdiri dari xilem yang berlignin dan diselingi oleh floem yang berdinding tipis, keduanya tersusun radial. Pada kebanyakan akar terdapat stele. Stele terdiri dari silinder vaskular dan inti padat xilem dan floem.


Gambar Struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil

(Sumber : ekosistem.co.id)

 

Pertumbuhan primer memperpanjang akar dan tunas. Jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan vaskular dibentuk dari pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder pada akar menebalkan akar. Xilem sekunder, floem sekunder, felogen (muncul diluar perisikel) atau kambium gabus yang menghasilkan periderm dihasilkan dari pertumbuhan sekunder. Pada beberapa akar, kambium yang berasal dari perisikel mebentuk parenkim jari-jari.


Gambar Pertumbuhan primer akar.

 

Kebanyakan akar memiliki akar yang termodifikasi. Modifikasi akar berkembang dari akar adventitif akar, batang atau daun. Akar dapat berubah bentuk dan fungsi dikarenakan fungsinya berbeda dengan fungsi asalnya. Hal ini dapat terjadi karena penyesuaian cara hidup dengan keadaan tertentu yang telah dalan kurun waktu yang sangat lama. Dapat dikatakan akar tersebut berevolusi sehingga akar tersebut memiliki fungsi tambahan. Modifikasi akar memberikan dukungan, tambatan, menyimpan air dan nutrien, dan mengabsorpsi oksigen dari udara. Beberapa contoh modifikasi akar antara lain :

1.      Akar Gantung

Akar gantung mendukung tumbuhan yang tinggi dan berat di bagian atas. Akar gantung muncul dari bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Akar gantung tumbuhnya dapat mencapai 30 m. ketika akar gantung mencapai permukaan tanah dan masuk ke tanah, maka fungsi akar gantung menjadi seperti pada batang pada umumnya.


Gambar Akar gantung.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

2.      Akar Penyimpanan

Akar penyimpanan menyimpan makanan dan air. Pada kebanyakan tumbuhan, biasanya akarnya berfungsi untuk menyimpan makanan dan air, misalnya pada akar tumbuhan bit.


Gambar Akar penyimpanan pada buah bit.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

3.      Akar Gantung Pencekik

Akar gantung pencekik melilit pada pohon inang dan menyebabkan kematian. Pada awalny akar ini digunakan untuk memanjat dan memeluk inangnya, kemudia lama kelamaan akarnya melilit dan dapat akhirnya pohon inangnya mati.


Gambar Akar gantung pencekik.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

4.      Akar Banir

Akar banir menyokong batang pada pohon tropis yang tinggi. Akar banir berbentuk seperti papan yang dimiringkan guna mendukung tumbuhan untuk berdiri kokoh dengan batang yang tinggi dan besar, misalnya pada Pohon kenari.


Gambar Akar banir.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

5.      Akar Udara

Akar udara menonjol di atas permukaan air untuk memperoleh udara. Akar udara memiliki banyak liang dan celah sebagai jalannya udara  karena biasanya akar udara hidup pada tanah yang sangat kekurangan oksigen misanya pada tumbuhan kayu api.


Gambar Akar udara atau Pneumatofor pada pohon bakau.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

B.     Batang

Batang merupakan organ tumbuhan di atas tanah yang menghubungkan akar dari dalam tanah dengan daun.  Batang berfungsi untuk menopang tumbuhan, menyangga posisi daun, melakukan fotosintesis pada tumbuhan herba, menyimpan zat makanan, dan mentranspor bahan dan hasil fotosintesis. Batang  memiliki nodus yang berselang seling untuk perlekatan daun dan internodus. Setiap daun melekat pada batang melalui tangkai tipis yang disebut petiola. Titik perlekatannya dinamakan nodus. Batang yang terletak diantara dua nodus dinamakan internodus.

Batang berasal dari pertumbuhan kuncup yang terspesialisasi. Kuncup apikal atau kuncup terminal dihasilkan oleh pemanjangan tunas muda. Kuncup-kuncup yang tumbuh berasal dari pertumbuhan primer tumbuhan. Kuncup aksilaris membentuk tunas lateral.  Tunas lateral ini memungkinkan untuk menghasilkan cabang dan muncul di bagian sudut yang tajam di antara perlekatan daun dan batang atau dikenal dengan kuncup aksilaris. Kuncup aksilaris dihambat oleh Dominansi apikal. Dominansi apikal ini disebabkan oleh kuncup apikal yang terlalu berdekatan dengan kuncup aksilaris, sehingga pertumbuhannya dihambat. Kuncup dapat tumbuh terspesialisasi menjadi batang atau bunga.

Struktur batang berpengangkut sangat bervariasi dan biasanya memiliki beberapa jaringan di antaranya sebagai berikut :

1.      Epidermis 

Epidermis pada batang tersusun atas satu lapis sel dan seringkali ditutupi dengan kutikula. Pada batang tumbuhan herba yang melakukan fotosintesis, epidermis batangnya dilengkapi dengan stomata. Terdapat lapisan hipodermis yang merupakan derivat epidermis batang. Hipodermis terletak disebalh dalam epidermis batang yang berbeda struktur dengan sel-sel korteks.

2.      Korteks

Korteks tersusun atas jaringan dasar. Beberapa sel-sel korteks mengandung zat tepung, kristal atau senyawa lain. Batang tumbuhan muda memiliki kolenkim dibagian tepi korteks yang banyak mengandung kloroplas untuk fotosintesis. Selain kolenkim, jaringan penguat pada batang terdapat pula sklerenkim.

3.      Jaringan Pengangkut

Di dalam korteks batang terdapat sistem pengangkut atau sistem pembuluh. Pada monokotil berkas pembuluh tersebar di korteks batang. Pada Gymnospemae dan dikotil berkas pembuluh tersusun rapi dalam satu lingkaran (silinder) yang menyelubungi bagian pusat batang yaitu empulur. Maka dari itu, berkas vaskular dikotil membentuk cincin sedangkan berkas vaskular monokotil menyebar. Di antara xilem dan floem terdapat kambium vaskular yang akan menghasilkan xilem sekunder ke arah dalam silinder dan floem sekunder ke arah luar silinder.  Kambium vaskular tersusun silinder dari jaringan meristematik setebal satu sel. Di dalam silinder dapat dibedakan floem ke arah luar sedangkan xilem ke arah dalam. Penambahan xilem sekunder dan floem sekunder diakibatkan oleh pembelahan meristem.


Gambar Penampang melintang batang tumbuhan dikotil – Helianthus annuus.

(Sumber : Rustaman, et al., 2010).

 


Gambar Penampang melintang batang tumbuhan monokotil – Zea mays.

(Sumber : Rustaman, et al., 2010).

 

Pertumbuhan primer pada batang membentuk jaringan epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Pertumbuhan primer batang ditandai dengan pemanjangan dan pelebaran aksis di bawah meristem apikal. Pada pucuk, terjadi pemanjangan pada ruas batang. Pada apeks, daun-daun letaknya rapat satu sama lain sehingga buku dan ruas bukan merupakan daerah terpisah.



Gambar Organisasi jaringan-jaringan pada pertumbuhan primer batang muda.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Pertumbuhan sekunder pada batang menyebabkan bertambahnya jaringan pengangkut di dalam batang. Terjadi penambahan xilem sekunder dan floem sekunder diakibatkan oleh pembelahan meristem pada kambium vaskular. Xilem sekunder membentuk cincin tahunan (lingkaran tahun pada batang). 

Seiring laju pertumbuhan sekunder terus berlangsung selama bertahun-tahun, lapisan xilem sekunder berakumulasi.  Dinding sel pada xilem sekunder terlignifikasi sehingga menyebabkan kayu menjadi kuat dan keras. Pada negara yang memiliki empat musim, kayu pertama kali terbentuk pada musim semi yang dikenal early wood.  Early wood terdiri dari xilem sekunder berdinding tipis yang terbentuk di iklim yang hangat untuk memperbesar diameter batang. Struktur tersebut memaksilamkan pengangkutan air ke daun baru yang sedang tumbuh. Kayu yang terbentuk selama akhir musim panas atau di awal musim gugur dikenal dengan late wood.  Late wood terdiri xilem sekunder berdinding tebal yang terbentuk di iklim dingin untuk menyokong batang. Struktur tersebut lebih membantu menopang batang dibanding mengangkut dan mentranspor air. Sel-sel pada early wood lebih besar dibanding late wood. Hal ini diakibatkan oleh dormansi kambium vaskular ketika musim dingin dan melakukan pertumbuhan kembali ketika musim semi. 

Cincin tahunan digunakan untuk memperkirakan umur pohon. Pertumbuhan setahun pada batang atau akar tampak sebagai cincin yang jelas pada irisan melintang batang atau akar yang dibentuk oleh xilem sekunder.  Hal ini yang menyebabkan kita dapat menebak umur tumbuhan dari cincin tahunan atau lingkaran tahun. Ketebalan cincin tahunan pada setiap tumbuhan dapat bervariasi. Pohon yang baik akan tumbuh pada musim yang hangat dan basah (musim semi, musim panas dan musim hujan) dan akan sulit tumbuh pada musim yang kering dan dingin (musim dingin, musim gugur dan musim kemarau). Karena cincin tahunan yang tebal mengindikasikan tahun yang hangat dan basah sedangkan cincin yang tipis mengidikasikan tahun yang dingin dan kering, maka ilmuwan dapat menggunakan pola cincin tahunan tersebut pada perubahan iklim. 


Gambar Anatomi batang pohon.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Ketika tumbuhan bertambah tua dan lapisan xilem sekunder tidak dapat mengambil baha-bahan fotosintesis maka lapisan tersebut dikenal dengan galih atau heartwood. Heartwood tersusun atas lapisan xilem sekunder tua yang tidak dapat lagi mengangkut air dan mineral. Meskipun demikian, pada pohon besar yang tua dan batang berongga masih dapat sintas dalam menjalankan kehidupan. Hal ini dikarenakan batang tumbuhan tersebut memiliki lapisan gubal atau sapwood. Sapwood tersusun atas lapisan xilem sekunder baru untuk mengangkut getah xilem. Lapisan sapwood memiliki lingkaran yang lebih besar daripada lapisan heartwood. Struktur tersebut mengefisienkan sapwood mengangkut getah xilem lebih banyak setiap tahunnya dalam menyuplai daun. Lapisan heartwood lebih gelap daripada lapisan sapwood akibat resin dan senyawa-senyawa lain  yang meresap ke dalam rongga-rongga sel dan membantu melindungi pohon dari jamur dan serangga-serangga yang melubangi kayu. 


Gambar Pertumbuhan primer dan sekunder pada batang.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Floem sekunder muda terletak di dekat kambium vaskular untuk mengangkut gula.  Jumlah floem sekunder lebih sedikit dibandingkan dengan xilem sekunder. Hal ini dikarenakan letak floem disebelah dalam kambium sehingga floem terhimpir dan tidak cukup banyak membelah. Beberapa tumbuhan memiliki  batang dengan fungsi tambahan, batang tersebut termasuk batang termodifikasi. Batang termodifikasi mencakup rhizoma, umbi lapis, stolon dan umbi batang.

1.      Rhizoma, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan seperti pada Zingiberaceae, Cannaceae, Poaceae. Rhizoma memiliki tunas horizontal yang tumbuh di bawah permukaan tanah dan tunas vertikal muncul dari kuncup aksilar.


Gambar Rhizoma.

(Sumber : Campbell, et al., 2009). 

2.      Umbi lapis, memiliki tunas vertikal batang di bawah permukaan tanah, terdiri dari dasar daun yang membesar, dan berfungsi menyimpan makanan. Batang termodifikasinya mempunyai bentuk seperti cakram yang kecil dengan ruas-ruas yang amat pendek  dengan titik tumbuh di ujungnya.


Gambar Umbi lapis pada bawang merah.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

3.      Stolon, memiliki tunas horizontal yang tumbuh disepanjang permukaan. Selain itu, stolon memiliki cabang yang ramping, panjang, tumbuh ke samping di atas tanah atau di dalam tanah. Selanjutnya, pada ujung stolon dibentuk tumbuhan baru.


Gambar Stolon pada stroberi.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

4.      Umbi batang, dihasilkan dari ujung rhizoma atau stolon yang membesar untuk menyimpan makanan. Pada umbi batang, buku dan ruasnya tidak jelas. Terdapat kuncup yang pada waktunya akan bertunas ssehingga menghasilkan tumbuhan baru. Umbi batang yang biasanya terdapat di dalam tanah yaitu kentang dan ketela rambat, sedangkan umbi batang yang terdapat di atas permukaan tanah yaitu ubi.


Gambar Umbi batang pada kentang.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

C.    Daun

Pada tumbuhan vaskular umumnya daun tempat fotosintesis . Daun merupakan tempat fotosintesis utama meskipun pada tumbuhan herba batangnya dapat melakukan fotosintesis.  Bentuk daun pada setiap tumbuhan sangat bervariasi. Bentuk daun terdiri dari helaian dengan satu tangkai daun . Pertumbuhan tangkai daun terjadi secara marginal yang tertekan di bagian pangkal sumbu daun dan pada akhirnya tumbuh menjadi tangkai daun. Morfologi daun Angiospermae meliputi bentuk daun, pola percabangan urat daun dan susunan spasial daun. Bentuk daun umumnya terdapat daun sederhana, daun majemuk dan daun majemuk ganda.

1.      Daun Sederhana

Daun sederhana merupakan daun lengkap yang memiliki bagian pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Daun sederhana memiliki helaian tunggal dan cangap yang sangat dalam.


Gambar Daun sederhana.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

2.      Daun Majemuk

Daun majemuk memiliki lebih dari satu pulvinus. Selain itu, daun majemuk memiliki tangkai yang bercabang-cabang dengan daun baru pada cabang tangkai yang memiliki helaian daun. Helaian pada anak daun majemuk tersusun atas banyak anak daun. Anak daun tersebut tidak memiliki kuncup aksilaris di bagian dasar. Daun majemuk  dapat dibedakan bagian ibu tangkai daun, tangkai daun, anak daun dan rakis (bagian ibu tangkai daun di atas anak daun terendah).


Gambar Daun majemuk.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

3.      Daun Majemuk Ganda

Daun majemuk ganda memiliki anak daun yang terbagi lagi menjadi anak daun yang lebih kecil. Pada daun majemuk ganda terdapat bagian rakis sekunder, rakis tersier, dan seterusnya.


Gambar Daun majemuk ganda.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Pada tumbuhan monokotil tidak memiliki tangkai daun, maka dari itu dasar daunnya membentuk seludang yang membungkus batang. Hal yang mencolok pada daun monokotil dan dikotil yaitu monokotil dan dikotil memiliki perbedaan pada vena atau urat daun. Pada daun monokotil, terdapat pola teratur venasi paralel dimana vena-vena yang mirip membujur secara paralel di sepanjang daun. Pada daun dikotil, terdapat vena utama di bagian tengah daun menyebar dalam pola silang-menyilang yang rumit dan dikenal sebagai venasi jala. Struktur daun primer tersusun atas :

1.      Epidermis 

Beberapa epidermis daun mengandung kutikula, trikoma, sel kipas, stomata di atas permukaan dan di bawah permukaan daun atau dibawah permukaan daun saja, sel silika dan sel gabus. Beberapa epidermis daun juga dapat dijumpai hipodermis.

2.      Mesofil atau Jaringan Dasar

Mesofil terdiri dari jaringan parenkim yang terspesialisasi untuk fotosintesis. Mesofil sebagai tempat fotosintesis utama terletak di antara kedua epidermis. Pada daun dikotil, mesofil berdiferensiasi menjadi parenkim spons (bunga karang) dan parenkim palisade (jaringan tiang). Jaringan palisade, strukturnya lebih rapat sehingga memiliki sedikit ruang antar sel, selnya memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun, dan lebih banyak mengandung kloroplas yang melekat pada dinding selnya.  Jaringan spons memiliki lebih banyak ruang antar sel, bentuknya tidak teratur, bercabang dan sedikit memiliki kloroplas.

3.      Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut tersebat di seluruh helai daun dan mempunyai susunan seperti pada batang walaupun tidap seluas pada batang. Semakin dekat dengan tulang daun yang ukurannya kecil, maka susunan berkas pengangkut akan semakin sederhana.


Gambar Anatomi daun.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Pertumbuhan primer pada daun dimuali dari primordial daun. Primordial daun berupa penjuluran serupa jari di sepanjang kedua sisi meristem apikal. Perkembangan primer daun yang terjadi pada meristem apikal atau pucuk terjadi di bawah permukaan daun. Epidermis daun dibentuk pertama kali dan dilanjutkan dengan pembelahan dan pembesaran sel. Akibat dari pembesaran sel, primordial daun terdorong ke arah luar dari meristem apikal sehingga tampak menonjol. Tonjolan tersebut kemudian disebut dengan tangkai daun dan ibu tulang daun serta selanjutnya akan menghasilkan helaian daun. Pertumbuhan sekunder ditandai dengan aktivitas meristem yang mengakibatkan peningkatan area permuakaan, tetapi tidak menyebabkan daun menjadi lebih tebal.


Gambar Ujung tunas, primordial daun.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

 

Beberapa tumbuhan memiliki daun dengan berbagai adaptasi yang mendukung fungsi tambahan. Adaptasi daun berfungsi sebagai pendukung, pelindung, tempat penyimpanan, dan reproduksi. Adaptasi daun tersebut dinamakan dengan modifikasi daun. Modifikasi daun ini menjadi bentuk lain dari hasil perubahan fungsi utama daun untuk berfotosintesis menjadi fungsi lain sehingga bentuk daunnya berbeda dari bentuk daun pada umumnya.  Modifikasi daun mencakup tendril, duri, daun penyimpanan, daun reproduksif dan braktea.

1.      Tendril

Modifikasi daun ini tidak berasal seluruhnya dari daun tetapi sebagian dari tangkai, ujung daun dan ujung ibu daun pada daun majemuk). Tendril atau sulur digunakan untuk bergantung pada penyangga.

Gambar Tendril.

(Sumber : Campbell, et al., 2009)

2.      Duri

Duri pada kaktus terdapat kuncup atau tunas yang muncul dari ketiaknya. Duri untuk mengurangi penguapan.


Gambar Duri pada kaktus.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).


3.      Daun Sukulen

Daun sukulen merupakan daun yang berdaging, lunak dan tebal. Daun sukulen berfungsi menyimpan air.  

         


Gambar Daun sukulen.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

4.      Daun Reproduktif

Daun sukulen hasil reproduktif ini strukturnya mirip daun sukulen karena daunnya berdaging, lunak dan tebal.  Perbedaannya, daun sukulen hasil reproduktif  menghasilkan anak tumbuhan adventisia.


Gambar Daun reproduktif.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

5.      Braktea

Braktea mengelilingi sekelompok bunga dan seringkali disangka petal dari daun berwarna-warni. Braktea berwarna cerah untuk memikat penyerbuk. 


Gambar Braktea.

(Sumber : Campbell, et al., 2009).

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Limfatik pada Manusia

Alga / Ganggang

Sistem Integumen pada Manusia

Sistem Urinaria pada Manusia

Pembelahan Sel

Jamur / Fungi

Jaringan Tumbuhan

Sistem Digestivus pada Manusia

Lichenes / Lumut Kerak

Sistem Indera pada Manusia